Cinta Saras "DunMay"
#Part 1
“Aghhh.......... ! Ya Allah, apa yang ku rasa ini? Rasa nya sakit sekali”, hal ini kurasakan setiap kali membuka fanpage milik seseorang yang berada jauh di sana.
“Kau tahu mengapa mencintai dalam diam itu sangat menyakitkan?
karena dia tidak akan pernah tahu betapa besar rasa cinta kita kepadanya....!
Itulah mengapa mencintai dalam diam itu, seperti mencintai sesuatu yang tidak
nyata namun berharap menjadi nyata. Padahal sesuatu yang tidak nyata itu tidak
akan pernah hidup di dunia nyata...!”, diiringi dengan suara mp3 “Cinta Dalam
Hati” yang berputar di handphone-nya, air mata Saras kembali bercucuran setelah
selesai menggoreskan tinta penanya ke dalam diary kesayangannya itu. Fikiran Saras
kini berputar mundur mencari file-file yang tersimpan rapi di dalam ingatannya
tentang kejadian itu.
#flashback
:
“Kak,
Saras pengen kita sudahan saja. Saras sudah tidak tahan kayak gini, kak”
“Cie.......
Berneran nih mau udahan?”
“Iya,
Kak. Saras serius”
“Sudah
ya sayang. Cukup ya bercandanya. Kakak sayang kok sama Saras”
“Kak...”
dengan suara yan lebih keras “Saras ini serius kak, Saras ingin kita sudahan
saja.”
“Kenapa?
Aku salah apa, Beb?”, tanya Berlian Andromeda Bukhori, yang saat itu berstatus
menjadi pacar Saras.
“Nggak,
Kak. Kakak gak punya salah apa-apa ke Saras. Tapi Saras lah yang punya banyak
salah ke kakak, Saras pengen kita akhiri hubungan kita kak.”
“Aku
gak terima, Beb! Apa yang salah dari aku? Apa yang kurang dari aku, Beb?
Ngomong ke aku! Beri tahu aku! Aku gak mau kita berakhir kayak gini, Aku sayang
banget sama kamu”
“Kak
Berli, Saras sayang kok sama kakak, sayang banget malah..”, jawab Saras dengan
suara menahan tangis”
“Aku
tahu Beb, kamu juga pasti sayang sama aku. Terus kenapa kamu inginkan hubungan
ini berakhir, Beb?”
“Karena
Saras sayang ke kakak sama seperti sayangnya Saras ke seorang kakak layaknya
saudara, gak lebih dari itu. Saras gak cinta sama kakak”
“Aku
gak percaya, Beb! Kamu pasti bercanda kan, Beb? Kamu gak bener-bener serius kan
dengan ucapanmu itu, Beb?”, Berli berharap yang dikatakan Saras itu gak bener.
“Saras
serius kak. Saras gak bercanda. Saras mencoba jujur sama kakak dan sama
perasaan Saras sendiri”
“Jadi,
selama ini semua palsu, Ras! Gila ya, tega banget loe ngebohongin gue! Kita
pacaran udah setengah tahun. Itu bukan waktu yang singkat. Tapi dengan mudahnya
loe bilang kayak gini ke gue! Gak punya hati banget sih loe, Ras.”
“tuuutt...
ttuutt....”, obrolan terputus.
“Please,
kak. Jangan marah ke Saras” namun terlambat, kini Berli tak lagi mendengar kata-kata
Saras karena pembicaraan mereka telah terputus bebarengan dengan Berli yang
mematikan telepon genggamnya.
“Loe
jahat banget sama gue, Ras. Gue sayang banget sama loe! Gue tahu selama ini
kita emang gak pernah ketemu selama pacaran, tapi itu juga bukan salah gue, loe
yang gak mau ketemu gue, setiap gue ajak jalan ketemuan, loe gak pernah mau.
Gue udah hargain keputusan elo. Tapi apa yang gue dapat sekarang? Loe tetep
mutusin gue? Gue benci sama loe, Saras! Gue gak mau lagi kenal sama cewek kayak
loe!” Berli teriak di kamarnya dan menjatuhkan semua barang yang ia lihat di
kamarnya. “Bruukk....”
Berbeda dengan Saras, setelah telepon itu terputus, Saras
masih terduduk lemas di sudut ruangan kamarnya. Saras menangis sedari tadi
menyesali kata-kata yang terlontar dari bibirnya yang sebenarnya itu adalah
rekayasa saja. “Saras juga sayang banget sama kakak. Saras cinta sama kakak.
Saras itu bohong ke kakak waktu Saras bilang kalo Saras gak sayang dan gak
cinta. Itu bohong kak. L Saras takut kehilangan kakak. Saras
takut jauh dari kakak. Saras takut kak. Saras takut”, batin Saras yang
bergejolak hebat. “Saras lakuin ini karena Saras takut dan benar-benar takut
kak”
Ya, bagi Saras, Berli adalah cinta pertamanya, walaupun
secara nyata mereka belum pernah sekalipun bertatap muka saat menjalani
hubungan mereka. Mereka bertemu via chatting di internet, lalu berlanjut dengan
komunikasi via friendster dan tukaran nomor handphone. Di sini awal mereka
dekat, di sini awal dari hati mereka saling tertaut. Benar, cinta datang karena
telah terbiasa, begitupun dengan Saras dan Berli yang sudah sangat terbiasa
dengan hubungan yang mereka jalin, mulai dari sekadar bertanya kabar via sms,
sampai bercerita panjang via telepon. Mereka sangat menikmati masa-masa itu,
sampai pada suatu malam, Berli memberanikan diri untuk mengutarakan perasaannya
kepada Saras. Dan tak butuh waktu lama, Saras mengiyakan ajakan Berli untuk
berpacaran, karena memang Saras mempunyai perasaan yang sama terhadap Berli.
Semua berubah, kini hari-hari Saras penuh dengan warna, semua sangat istimewa
di hati Saras, apalagi Saras dan Berli mempunyai tanggal kelahiran yang sama,
tepat pada 17 September, ya hanya tahun lahirnya saja yang berbeda, Berli jauh
lebih tua 5 tahun dari Saras. Mereka berharap dapat merayakan hari kelahiran
mereka bersama-sama setiap tahunnya. Itu pasti sangat istimewa dan jauh sangat
berbeda dari pasangan kekasih lainnya di dunia ini.
Namun, itu hanya sekadar mimpi saja.
Semua tak dapat direalisasikan, mereka putus sebelum mereka sempat merayakan
hari kelahiran mereka berdua. Saras memilih untuk memutuskan Berli karena rasa
takutnya yang sangat besar. Dengan kasus yang sedang marak terjadi, Ami sangat
over-protectif terhadap anak perempuannya. Ami telah berkali-kali mewanti-wanti
Saras agar tak melakukan pertemuan dengan orang yang dikenalnya lewat jejaring
sosial. Ami mengingatkan akan hal negatif terparah yang akan terjadi bila Saras
tak mendengarkan nasihatnya. Dan hal inilah alasan Saras tak pernah mau di ajak
jalan ataupun sekadar ketemuan dengan Berli selama menjalin kasih. Saras takut
dengan Ami yang akan murka nantinya dan Saras juga kasian dengan Berli yang
selalu mengajaknya untuk jalan ataupun sekadar ketemuan. Saras tak tega melihat
Berli selalu kecewa tiap kali Saras menolak ajakannya. Saras yakin kalau Berli
berbeda dengan yang dimaksudkan oleh Ami mengenai kasus yang sering terjadi,
namun Saras tak mau melanggar aturan yang telah Ami tetapkan. Kini, Saras
mencoba berfikir positif dan menenangkan hatinya sendiri. Saras selalu
berkeyakinan bahwa suatu saat nanti Allah pasti mempertemukan mereka berdua
lagi dengan cara yang indah.
zZzZzZZZZzzzzzzzzz
Saras
tertidur pulas setelah selesai memutar semua file-file yang terekam di otaknya
tentang kejadian malam itu.
Komentar
Posting Komentar