It's My Job


Pagi menjelang siang.

Halah, sapaan basi, entah sapaan awal apa yang pantas untuk kusampaikan setelah sekian lama tidak lagi berkutat dengan aksara. Entah hidupku yang mulai disibukkan, atau mungkin hatiku yang sudah mulai lelah untuk mengungkap apapun maksud hati.


Yang dulu suka mampir di mari, pasti tahu banget kalo postingan yang aku buat itu ga akan jauh dari yang namanya zona galau. Hahaha. Entah decak kagum atau bahkan pilu. Setidaknya itulah yang aku rasakan ketika membaca ulang semua postingan tersebut.

It's ma post in this year, guys!
Just wanna share a litte bit of my job. Not for you, it's only about me. I hope i can remember this moment for the long time. Yeah!!


Okay,
Perkenalkan namaku Laras, ya begitulah mereka memanggilku saat ini (re: dari awal kerja tahun 2016). Aku bekerja di salah satu perusahaan kontraktor di Palembang, yang bergerak dibidang pengadaan barang dan jasa. Ada banyak kisah di dalamnya, seneng, sedih, kesal, marah, dan semuanya pernah aku alami. Bahkan aku sempat mengajukan pengunduran diri di akhir 2017, lalu dipanggil kembali hingga akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung kembali di pertengahan tahun 2018.

Awal meniti karir, aku tidak langsung di tempatkan di kantor Palembang. Aku harus rela menjadi anak rantauan yang dipekerjakan di lapangan, di kota orang, di wilayah orang, bahkan dengan sistem mandah. Mungkin hanya sebagian saja yang akrab dengan kata mandah, yang senasib denganku barang kali.

Hidup di kota orang itu sedikit sulit, apa lagi wilayah yang menjadi domisiliku saat itu merupakan salah satu wilayah yang sangat jauh aksesnya dengan jalan raya, apa lagi ibukota. Untuk bisa melihat aspal dan lalu lalang kendaraan saja, mesti menempuh setengah jam lebih perjalanan. Itu pun jika tanah merahnya tidak terlalu lembut dan becek. Hahaha. Yang bisa aku nikmatin ketika berada di dalam bus karyawan ketika akan pergi atau pulang dari loaksi hanyalah perkebunan, dan beberapa orang yang bekerja di dalamnya. Sulit sinyal, atau bahkan ada yang namanya wilayah T yang tidak punya akses sinyal sama sekali. Nikmat bukan? Nikmat buat tidur, barangkali.

Selain itu, karena mindset penduduknya yang sangat awam, sulit bagiku untuk turut mengikuti pola pikir mereka. Apa lagi aku tipikal orang yang kalo ngomong yang penting-penting saja. Acapkali dikira sombong, padahal mah andai saja mereka bisa sedikit memahami, aku tidak pula sependiam itu. Hahaha. Yang paling penting, mereka sulit menerima orang baru. Karena itu merupakan wilayah mereka, mereka bersikap seakan orang baru adalah musuh yang kapan saja akan merebut posisi mereka. Itu double triple sulitnya. Hingga pada titik jenuhnya dan ketidaksanggupan untuk bernegosiasi dengan diri sendiri, terjadilah proses pengunduran diri yang aku jelaskan diawal.

Lalu, bagaimana bisa memutuskan bergabung kembali?
It's a miracle. Hahahaha.
Mungkin benar kata orang, kalo kita punya kecakapan, maka nama baik akan selalu dikenang.
Aku mendapatkan tawaran kembali di sana, tanpa proses panjang.
Pertama negosiasi gaji dan kedua ajukan syarat bahwa tak ada lagi penempatan di lokasi untukku. Haha
Mereka setuju, aku setuju. Lalu mulailah karirku kembali di perusahaan yang sama.

Ini adalah foto pertama saat sertifikasi bersama atasan dan karyawan lainnya.
Kebayangkan, baru seminggu bergabung, udah diikutkan dalam sertifikasi, dibayarin euy. Luar Biasa.






Yuhuuu~~~
Honestly, di kantor cuma satu-satunya wanita di kantor.
Jurusan pas kuliah ga jadi patokan guys. Kalo ada kesempatan, ya sikat aja.

Btw,
Aku buat postingan ini benar-benar dalam keadaan bahagia dan bersyukur.
Namaku Laras, aku bukan tukang galau, lagi.

Semoga yang disemogakan tersemogakan
:))


Komentar

Postingan Populer