For the last (to you)

Terima kasih telah menemani hari-hariku di beberapa tahun ke belakang, setelah aku mengalami patah hati yang begitu hebat.

Terima kasih telah mengajarkanku banyak hal tentang kehidupan, kesabaran, tanggung jawab, serta lapang dada yang teramat mengagumkan bagiku.

Ini bukan perihal satu dua hal yang membuatku mengagumimu, tapi entah aku pun tak mampu untuk menghitung seberapa banyak kadar kagumku padamu.

Di saat aku  menyalahkan keadaan, engkau hadir menunjukkan seolah segala yang ada baik-baik saja, berpikir positif tentang segala kondisi yang terjadi. Entah bagaimana rasa di hatimu sebenarnya, yang aku lihat kamu adalah pria yang begitu lapang dada. Bahkan memikirkannya bisa membuatku minder seutuhnya.

Sadar atau tidak, diam-diam aku mengubah segala pola pikirku, aku merasa bisa hidup lebih baik. Meski tidak mudah, aku telah melewati segalanya. Hingga detik ini entah sudah berapa kali aku diuji dan entah berapa kali aku mengalami sesak oleh setiap keadaan. Hanya saja semuanya berbeda setelah kamu berada dekat dengan kehidupanku.

Terima kasih telah bersedia menjadi seorang teman yang begitu baik padaku. Walau kamu tak menyadarinya, tapi itulah adanya. Jika aku terlihat begitu hebat dan memesona saat ini, percayalah ini berkatmu, aku menjadikanmu tolak ukur atas apa yang aku lakukan.

Di saat aku tahu kamu mendapatkan satu per satu impianmu, disaat itulah aku berbahagia untukmu dan disaat itu pulalah aku merasa begitu minder di dekatmu. Bahkan untuk mengutarakan banyak terima kasih untuk ini dan itu pun aku tak mampu.

Terima kasih telah mau menjadi temanku, terima kasih pula telah bersedia menetap meski tahu segala kekurangan, kelemahan, dan keburukanku.

Jika ada satu masa dimana aku boleh meminta, bersediakah untuk selalu ada dan menetap disisiku sampai bumi memanggilku untuk kembali?

Komentar

Postingan Populer