Remember When~~



Aku rasa tak mengapa mengungkit kembali apa-apa yang terlewat di masa lalu, seperti saat ini.
Dulu aku terlalu panik bercampur marah ketika mendapati akun kesayangan aku ini telah diuntit sebegitunya oleh seorang pengembara cantik, sehingga aku memutuskan untuk meninggalkan apa yang menjadi kesayanganku (lagi).

Namun, sekarang aku sadar apa yang aku dapati hari ini, apa yang aku sayangi hari ini tak akan pernah aku tinggalkan untuk orang lain (lagi). Aku akan perjuangkan semua rasa yang aku punya untuk saat ini, cukup sudah aku mengalah untuk orang lain, kini aku akan belajar untuk merasa egois dan mementingkan bahagia sendiri. Bahagia yang aku ciptakan sendiri. Seharusnya itu diperbolehkan.

Entah, apakah ini adalah jalan yang tepat? Apakah ini akan berhasil sesuai apa yang aku inginkan? Setidaknya aku sedang berusaha untuk tidak meninggalkan apapun lagi yang menurutku sangat berharga bagi hidupku.

Kamu, saat ini, bahagia.
Kamu adalah bagian dari bahagiaku saat ini, begitulah. Aku tidak akan pergi meninggalkan, pun aku tidak akan dengan mudahnya merelakan. Cukup sudah aku berbaik hati pada masa laluku, aku ingin mendapati hal baik bagi masa depanku. 

Aku tak cukup pandai untuk meminta, aku tak cukup pandai untuk mengumbar rasa.
Aku hanyalah serpihan kecil dari ribuan penulis diluar sana yang secara gamblangnya mengungkapkan isi hati mereka pada sebuah literatur indah. Ada kalanya, aku ingin seperti mereka yang dengan mudahnya memamerkan perasaan dan kisah mereka pada khalayak umum untuk dikonsumsi secara masal. Aku ingin kamu membaca apa-apa yang aku sampaikan pada setiap tulisanku, tanpa harus aku beritahukan kepadamu karena aku tak punya cukup nyali untuk melakukan hal itu kepadamu.

Remember when~~
Bagaimana awal dari pertemuan kita? 
Honestly, aku tidak dapat mengingatnya. Karena pada saat itu yang aku ingat hanyalah luka. aku sama sekali tak memperhitungkan pertemuan kita menjadi suatu hal besar yang berkelanjutan tahun demi tahun seperti saat ini. Pun mungkin sama sepertimu, pria yang tengah terluka akan masa lalunya. Mungkin pertemuan kita hanyalah sebuah kebetulan belaka, yang berangkat dari kisah pilu yang sama, luka.

Remember when~~
Bagaimana bisa aku bertahan setelah ditolak berkali-kali?
I think it's so imposibble, but that's true. The fact is "aku bertahan selama ini dengan ratusan kali tolakan." Jujur saja, aku ini merupakan seseorang yang begitu meninggikan gengsi. Seharusnya, ketika aku ditolak sekali aku akan mundur tanpa ba bi bu. Namun, anehnya, aku bisa bertahan sebegitu lamanya dengan begitu banyak tolakan.

Remember when~~
Bagaimana bahagianya aku mendapati sebuah paket ditujukan kepadaku?
Tepat di hari yudisiumku, sebuah paket dari medan bertandang ke rumahku. Andai saja saat itu kamu mampu melihat senyum merekah di wajahku, kamu akan tahu bertapa bahagianya aku di hari itu. Aku tidak menyangka penolakan yang aku inginkan, ternyata terbungkus indah dalam satu paket untukku. Masih ingat bukan, ketika aku meminta ini dan itu, tapi kamu menolaknya? Haha, pandainya kamu mempermainkan perasaanku. Parahnya, itu adalah awal penolakan darimu yang aku bahagiakan.

Kamu tahu, ada begitu banyak yang ingin aku ceritakan, yang ingin aku bagikan. Tentang bagaimana perasaanku kepadamu, tentang bahagia yang kau ciptakan untukku, tentang satu harapan yang tiada henti aku panjatkan. Pun, kamu harus tahu, aku tak akan pernah bisa menyampaikan ini kepadamu secara langsung, sekali lagi, aku tak punya cukup nyali untuk melakukan hal itu.

Entah tulisan ini pada akhirnya akan kamu baca atau tidak, terima kasih telah berbesar hati mau bertahan menjadi salah seorang teman bagiku hingga saat ini. Mengingat hal-hal baik tentangmu seperti malam ini, cukup untuk membuatku berurai sedikit air mata. Haha. Aku tidak cengeng, hanya saja aku merasa cukup bahagia bisa mengenalmu.

Jika pada akhirnya, apa yang aku panjatkan tidak bisa aku rasakan, semoga apa yang kamu panjatkan bisa tetap kamu rasakan, sehingga tak ada lagi luka yang akan kamu terima seperti sebelumnya. Lalu, doakan aku agar tak kudapati pula luka yang sama, sekali lagi.


Komentar

Postingan Populer