Tentang Desember

Hola Desember,
Sudah berapa Desember yang sudah kita lewati, ya? Masih ingatkah momen apa saja yang telah kita lalui?

Ah sudahlah,
aku saja sudah tak ingat lagi. Lalu, bagaimana nasib Desembermu kali ini? Bahagia 'kah?
Mau tahukah kamu tentang bagaimana Desemberku kali ini? Jika, kamu belum mau memberiku kabar mengenai Desembermu, maka aku yang utarakan tentang Desemberku lebih dulu.

20 Desember 2019

Kusematkan dan kusempatkan untuk berbagi pada Desember kali ini agar kamu tahu bagaimana Desemberku tahun ini. Aku menyukaimu. Kini, tak ada yang aku semogakan selain kamu. Percayalah, Desember kali ini adalah Desember yang paling aku nikmati. Beberapa Desember lalu, mungkin aku pernah merasa sangat patah dan tak pernah sekalipun mengutarakan sesiapa lagi yang ingin aku semogakan. Tapi, kali ini, kamulah yang selalu aku semogakan. Hanya pada Desember. bukan yang lain.


Kamu yang akhir-akhir ini sering membersamaiku meski dalam angan, terima kasih. Mungkin angan yang aku maksud akan berbeda perspektif dengan banyak orang, tapi tak mengapa. Bukankah bahagiaku lebih penting bagimu ketimbang pemikiran orang lain di luar sana? Kuharap begitu; sama sepertiku.

Kamu dan aku, tentang kita. Perdebatan semalam sudah yang ke berapa pada Desember kali ini? Entah mengapa, perdebatan yang dilakukan jika bersamamu nampak jauh berbeda dengan yang selain kamu; terdahulu. Tahukah kamu, aku yang saat bersamamu kini tak sama dengan aku yang dulu saat bersama yang selain kamu.

Berdebat denganmu seringkali membuat aku mau menyingkirkan ego yang begitu besar, mengerti sisi lain yang tak pernah aku singkap sebelumnya. Satu hal yang harus kamu tahu, aku tak 'kan bisa berlama berdiam tanpa kabarmu. Perdebatan sehari akan hilang esok hari. Aku hanya butuh rehat dan tidur saja. Setelah itu, aku rindu, kamu.

Aku belajar banyak hal kecil darimu yang kadang aku tak pandai merasa jika dampaknya begitu besar. Hanya kamu yang bisa membuatku berdecak kagum. Akan tetapi, hal itu pulalah yang membuatku kadang terlihat semakin kecil dan terasa tak pantas dalam membersamaimu. Pola pikir yang cenderung berbeda adalah PR penting bagi kita. Tapi, setidaknya aku beruntung bertemu kamu yang memiliki rasa pengertian cukup tinggi. Di sela perdebatan, aku sangat paham bagaimana kamu menarik nafas panjang, menahan amarah menghadapiku. Entah berapa banyak sabar yang kamu punya, terima kasih.

Desemberku kali ini penuh dengan semoga untuk Desember berikutnya. 

Komentar

Postingan Populer