jangan acuhkan inginku #SuratCintaKK

Dear Kancut Kebelenger,

Bolehkah aku menyapamu secara singkat, sesingkat waktu yang kamu berikan untuk menarik hatiku jatuh ke pelukanmu? Izinkan aku menyebut namamu, Cut Er. Tak ada maksud apapun, aku hanya ingin terlihat berbeda dari kawancut lainnya, memanggil namamu dengan panggilan sayang nan mesra. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa kamu teramat sangat spesial di hati ini. Aku ingin kamu mampu mengingatku dengan jelas tiap kali ku panggil namamu, Cut Er! Maaf jika aku terlalu lancang untuk menuangkan isi hatiku padamu. Maaf jika kamu tak suka caraku yang terkesan berlebihan seperti ini. Sungguh, aku tak tahu lagi bagaimana caranya untuk ungkapkan rasa ini padamu.

Duhai Kancut Kebelenger,

Dulu, aku sama sekali tak percaya sama ungkapan ‘Love at the first sight’

But now? Aku merasakannya. Kancut biru dan merah muda yang kau pamerkan berhasil membuatku terpukau. Ada rasa berbeda kala ku tatap kancutmu.  Kamulah satu-satunya komunitas blogger yang  mampu membuat jantung ini berdebar kencang diikuti dengan derasnya aliran darah yang mengalir  di setiap celah nadi. Bahkan, tak ku sadari wajah ini berubah sekektika, memerah, bila ku tangkap bayangmu dalam benakku.

Duhai Kancut Kebelenger,

Tau kah kamu, jika aku selalu menanti hadirmu? Menanti sambutan hangatmu untuk datang menyambut rasa cintaku. Berhari-hari aku dengan setia menunggumu, berharap kamu pun mau menerimaku sebagai salah satu deretan perawancut. Ya, aku selalu menantimu. Seakan tak ingin ketinggalan informasi tentangmu, ku ikuti seluruh jejaring sosial milikmu. Ah, ternyata butuh pengorbanan untuk mencintaimu, Cut Er! Coba lihat saja penampilanmu, begitu mainstream! Ya, awal aku mengenalmu, mamaku melarangku untuk berkenalan denganmu, apa lagi untuk menjatuhkan segenap hati ini padamu ia sangat melarangnya. Berhari-hari aku di hina, di ejek, di perolok oleh anggota keluargaku karena mempertahankanmu, Cut Er. Tapi, jangan sebut aku perawancut sejati bila dengan masalah ini saja aku terpuruk dengan mudahnya. Aku begitu kekeuh mempertahankanmu, dan berusaha meyakinkan mereka jika kau adalah yang terbaik, Cut Er. Mungkin karena lelah dengan sikapku, akhirnya mereka pun mengalah untukku dan membiarkan inginku untuk mendekatimu, Cut Er!

Duhai Kancut Kebelenger,

Hanya satu untaian kata terimakasih yang bisa ku berikan saat ini padamu. Terimakasih telah menerima kehadiranku yang penuh dengan kekurangan ini. Terimakasih pula atas kerelaanmu membaca surat cintaku. Satu yang ku pinta darimu, tolong jangan biarkan rasa ini hanya aku saja yang rasakan. Jangan acuhkan inginku, Cut Er! Sungguh aku lelah jika harus mengalami ‘bertepuk sebelah tangan’ lagi.

Palembang, 13 Februari 2014

Putri Larasati Wulandari