Ia adalah aku

Terbaring letih sepotong tubuh, memadu sendu yang terurai.
Energinya sudah tak lagi penuh seperti di kala pagi.
Ini bukan rengekan seorang gadis manja, ini hanya seuntai kata berhias peluh di sekujur tubuhnya.
Kini ia nampak berbeda, tak kan ada yang mengerti kesibukannya.
Perputaran tiga ratus enam puluh derajat terasa benar adanya.
Ia yang terlihat cengeng, berubah menjadi sesosok prajurit yang tangguh.
Ia yang terlihat tak berdaya, berubah menjadi sesosok panglima yang gagah.
Ia yang terlihat tak perduli, berubah menjadi sesosok wanita anggun yang penuh kesigapan.
Ia terasa dekat, menyatu bersama raga. Namun, jarang terlihat karena bersembunyi di balik kekanakannya.

Ia adalah aku.

                                     Palembang, 10.11.14

Komentar

Postingan Populer