Tentang Kalian (Yeni, Bia, Ana & Tika)

Postingan ini emang khusus buat kalian, Sayang.

:)

Mungkin ini bukan rasa pertama yang aku jatuhkan pada kalian.
Ya, aku telah beberapa kali merasakan hal ini sebelumnya. Tapi, sungguh rasa ini adalah hal pertama yang aku dapatkan selama menginjakkan kaki di kampus hijau itu. Lagi pula, rasa ini mungkin jauh berbeda dan punya cerita tersendiri dari rasa-rasa yang aku rasakan sebelumnya.

Kalian itu manis, indah, menyejukkan, ngangenin, ngeselin, ngebetein. Semuanya ada sama kalian, Sayang.
Pernah beberapa kali bilang bakal buat postingan tentang kalian, tapi baru kali ini terealisasikan, Sayang.




Hahahha..
Hey, Sayang.
Kalian masih ingat beberapa lembar foto-foto kita ini, bukan?
Ini kita, ya kita awal masuk kuliah, awal jalinan kasih di antara kita tercipta.
Entah ya, aku selalu terseyum girang setiap kali melihat foto-foto jadul bin alay ini.
Ini kita loh, KITA, sayang.
Selalu ada tempat buat selfie, bukan?
:p

Tak ada kata apa pun yang dapat menggambarkan rasa ini pada kalian. Kalian yang selalu menebarkan sebongkah rasa, yang entah tak dapat diduakan rasanya.
Kalian mengajarkanku arti hidup, arti bahagia, arti kasih sesungguhnya.
Kalian yang selalu terlihat riang, masih mampu tersenyum walau ku tahu itu bukan hal yang kalian rasakan.
:')

Tak terasa sudah hampir selesai semester enam masa perkuliahan ini, Sayang.
Adakah waktu untuk kita kembali menggila nanti, sayang?
^_^
Targetnya semester tujuh, bukan?
Kita bisa, dan kita mesti bersama!!


Sayang, lihat cover buku itu?
Itu buku hadiah Kak Bintang. *Putri lupa udah pernah kasih liat atau belum, suratnya ada di rumah kalo mau baca :p
Ini bukan mengarah padanya, tapi pada kalian, Sayang.

Masih teringat jelas, kala itu kita yang sedang bersenda gurau di kantin milik "Abi"
Entah, aku lupa kita bahas apa, yang jelas, masih sangat jelas ku ingat, saat itu, ada kak Bintang yang mengawasi gerak-gerik kita dari jendela di lantai dua gedung kuliah. Ia tersenyum manis melihatku, dan kalian yang tertawa "gila" mengejekku -menggoda- hingga salah tingkah. Dan, kamu, Ana, yang paling kencang ketawanya -__-
Sedangkan Bia, seperti biasa, dengan kepolosan ekspresinya, melihat lalu menunjuk kak Bintang seraya berkata, "Nah, Putri, Itu dia"
-_____- kaliaaannnnnnnnn....


Atau di berbagai kesempatan, kalian yang selalu menemaniku kesana kemari, bahkan bila berhadapan dengan kak Bintang (lagi)
Berbagai kalimat kalian ucapkan padaku jika melihat beliau, seperti :

"Pud, ada Kak Bintang di lantai bawah"

"Eh, Pud, tadi dia pake kemeja kotak-kotak warna putih"

"Tadi ada loh, tapi jalan ke arah sana"

"Itu, dia ada di belakang anti"

"Tuh, ada kayaknya di panggung, lagi gitaran kali"
Ah, masih banyak banget. Dan aku bingung mau naggepin gimana, kalian seakan tau bagaimana membuatku tersipu dan cukup salah tingkah, sayang.
Kalian pasti hapal gimana reaksiku kala itu. Bersungut-sungut melihat wajahnya, terdiam kala berpapasan dengannya, atau berbalik arah jika melihatnya. Sudah berapa banyak cerita yang ku sampaikan pada kalian?
Tapi, kalian tak pernah bosan, bahkan kalian selalu antusias mendengarkanku.
Sampai suatu waktu, aku menangis tersedu-sedu pada kalian. Aku merintih juga sama kalian, berkeluh kesah pun seringkali sama kalian.

Kalian itu, sahabat terindah yang Allah kasih sama aku.
Sempat terucap, "Ukhti, pengen punya sahabat kayak Nayla sama Sisi"
Ahahaha, entah itu kocak, Sayang.
Tapi, ya, aku pun sama. Dan bagiku persahabatan kita lebih dari mereka. Mereka hanya mengedepankan asmara, sedang kita?
Ilmu, amal, cinta, kasih, sakit, perih, luka, semua berbaur menjadi satu potongan puzzle yang menciptakan satu kisah klasik yang bakal kita kenang hingga nanti.

Kaliaaaaaaaannnnnnnnnnnnn....
Kalian merangkul badan ini, menghapus air mata ini. Kalian yang mencoba mengingatkan diri ini, jika terlalu jauh melangkah dari "agama". Kalian yang selalu menghiburku, kalian yang selalu berusaha membuat senyum ini berhias di wajahku.

Kalian, yang selalu tau ekpresi wajah ini. Kalian yang selalu mampu menumpahkan gelisah hati ini.
Kalian yang selalu meneduhkan jiwa ini. Kalian yang mengajarkanku arti maaf sesungguhnya. Semua tentang kalian, Sayang.

Maaf, maaf jika diri ini sering kali membuat kali marah, kesal, keki. Tapi, percayalah, aku selalu menguntit kelakuan kalian setiap harinya.

Terima kasih yang telah mampu memahami sifatku ini.
Terima kasih kar
Terima kasih sudah mau terima manjanya diri ini.
Terima kasih telah mengubah childish-nya aku juga.
Terima kasih atas tawanya, buat semuanya, semua perlakuan kalian yang begitu istimewa terhadapku.
Eh, iya, makasih ya kado "Doraemon" nya tempo hari, makasih surat cintanya juga :p

Tungguin ya, ntar bakal buat postingan masing-masing dari kalian ah
;)

Ana Uhibukumfillah..
-___-
*maaf kalo ejaannya salah, tapi rasa ini tak pernah salah, Sayang :*

Komentar

  1. Sahabat memang yang terindah,
    Begitu indahnya hingga bisa menentukan neraka dan syurga kita, pula

    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,
      karena ga semua orang bisa ngerasain gimana punya sahabat..

      saat kita berada di lingkungan baik, maka kita akan dinilai baik,
      saat kita berada di lingkungan tidak baik, maka orang pun akan menganggap kita sebagai salah satu di antaranya, walaupun diri kita ini baik..

      ^_^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer